Rumah Adat Khas Provinsi di Kalimantan Beserta Gambarnya
ALDI RENTAL – Dalam artikel berikut ini kita akan membahas rumah adat Kalimantan. Sejak tanggal 25 Oktober 2012 yang lalu, resmi disahkan sebuah provinsi baru di Kalimantan yakni provinsi Kalimantan Utara.
Jadi, sekarang ini Kalimantan dibagi menjadi 5 provinsi yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.
Berikut adalah pembahasan mengenai rumah adat khas Kalimantan beserta gambar dan penjelasan singkatnya. Selamat membaca dan happy traveling!
1. Rumah Adat Kalimantan Tengah: Rumah Betang
Rumah Betang merupakan rumah adat khas yang dapat dijumpai di banyak tempat di banyak penjuru di Kalimantan. Rumah khas ini terutama ditemui di daerah hulu sungai yang umumnya menjadi pusat tempat tinggal suku Dayak.
Suku Dayak Kalimantan sendiri menjadikan sungai sebagai jalur transportasi utama. Di sana mereka melakukan berbagai aktivitas kehidupan keseharian seperti pergi ke ladang yang umumnya berada jauh dari pemukiman mereka.
Sungai juga menjadi tempat berdagang dimana dahulu kala suku Dayak berdagang dengan menggunakan sistem barter yakni saling bertukar hasil ladang, hasil kebun, atau bahkan ternak.
Bentuk dari rumah Betang ini sendiri sangat beragam. Ada bentuk rumah Betang yang panjangnya bisa mencapai 150 meter dengan lebar 30 meter. Rumah Betang dibangun berbentuk panggung dengan tinggi antara 3-5 meter dari permukaan tanah.
Ketinggian tersebut bertujuan untuk menghindari resiko banjir saat musim penghujan yang sering mengancam banyak dari di hulu sungai di Kalimantan.
Dalam beberapa unit pemukiman, terkadang mempunyai rumah Betang tak hanya satu. Hal ini bergantung pada besarnya rumah tangga anggota komunitas pemukiman tersebut.
Setiap keluarga menempati bilik atau ruangan yang disekat dari rumah Betang yang besar tersebut. Selain itu, suku Dayak juga memiliki rumah tunggal sementara untuk aktivitas berladang karena jarak yang jauh dari ladang dan pemukiman.
Rumah Betang sendiri bahkan lebih dari sekedar bangunan tempat untuk tempat tinggal suku Dayak. Rumah tersebut merupakan jantung dari sruktu sosial kehidupan dari suku Dayak.
Budaya Betang ialah cerminan tentang kebersamaan dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari orang Dayak. Di dalamnya setiap lini kehidupan perorangan diatur sistematis melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat.
Hal yang lain yang dicerminkan dari budaya tersebut ialah keamanan bersama. Baik itu dari gangguan kriminal atau bahkan berbagi makanan, suka dan duka maupun mobilisasi tenaga untuk mengerjakan ladang.
Nilai utama yang sangat ditonjolkan dari rumah Betang sendiri ialah nilai kebersamaan (komunalisme) antar orang yang menghuninya. Terlepas dari berbagai perbedaan apapun yang mereka miliki.
Dari hal tersebutlah kita tahu bahwa suku Dayak ialah suku yang sangat menghargai sebuah perbedaan. Suku Dayak sangat menghargai perbedaan suku, ras, agama, serta latar belakang sosial.
2. Rumah Adat Kalimantan Barat: Rumah Panjang
Rumah adat dari Kalimantan Barat ini memiliki lebih dari 50 ruangan dengan banyak dapur. Rumah ini juga dihuni oleh banyak anggota keluarga, termasuk juga keluarga inti. Bahkan ada rumah panjang di Kapuas Putussibau yang terdiri dari 54 bilik beranggotakan banyak keluarga di dalamnya.
Rumah ini umumnya dibangun di atas sebuah tinggi dengan tinggi 5-8 meter layaknya panggung. Ada yang panjang totalnya mencapai 186 meter dengan lebar 6 meter. Untuk masuk ke dalam rumah ini, harus melewati anak tangga yang disebut tangka.
3. Rumah Adat Kalimantan Timur: Rumah Lamin
Rumah Lamin juga merupakan rumah adat suku Dayak, terutama yang berada di Kalimantan Timur. Kata ‘rumah lamin’ itu sendiri memiliki makna ‘rumah panjang kita semua’, dimana rumah ini memang digunakan secara bersama oleh banyak keluarga yang tergabung dalam satu keluarga besar.
Cari dari rumah adat ini ialah berbentuk panggung dengan tinggi kolong hingga 3 meter. Denah rumah ini berbentuk segi empat memanjang beratap pelana.
Tiang rumah terdiri dari dua bagian yakni, bagian pertama untuk menyangga rumah dari bawah hingga atap. Sedangkan bagian kedua merupakan tiang kecil untuk mendukung balok-balok lantai panggung.
Kedua tiang tersebut berada di bagian kolong yang kadang diukir dengan bentuk patung-patung yang bertujuan untuk mengusir gangguan roh jahat.
Ukuran rumah Lamin lebarnya 25 meter dengan panjang bisa mencapai 200 meter. Sebab panjangnya sehingga terdapat beberapa pintu masuk yang terhubung dengan tangga.
Pintu masuk rumah ini terdapat di bagian sisi yang memanjang. Ruang dalam rumah ini terbagi menjadi dua bagian yakni dua bagian memanjang di sisi depan serta belakang.
Sisi depan berupa ruangan terbuka yang digunakan untuk menerima tamu, upacara adat, serta untuk tempat berkumpul anggota keluarga. Bagian belakang terbagi menjadi kamar-kamar yang luas, di mana per kamarnya bisa dihuni oleh 5 keluarga.
Rumah Lamin umumnya dihias denga berbagai ornamen serta dekorasi yang memiliki arti filosofis khas suku Dayak. Ornamen yang khusus dari rumah milik bangsawan ialah hiasan atap yang mempunyai dimensi hingga 4 meter dan berada di bubungan.
Warna yang dipakai pada rumah Lamin juga memiliki arti tersendiri. Kuning melambangkan kewibawaan, merah melambangkan keberanian, biru melambangkan loyalitas, dan putih melambankan kebersihan jiwa.
Di halaman depan rumah Lamin terdapat tonggak-tonggak kayu yang diukir berupa patung. Tiang yang terbesar dan tertinggi berada di tengah-tengah yang bernama ‘sambang lawing’. Tiang ini digunakan untuk mengikat hewan korban yang digunakan dalam upacara adat suku Dayak.
4. Rumah Adat Kalimantan Selatan: Rumah Banjar
Rumah adat khas suku Banjar biasa disebut dengan Rumah Banjar Bubungan Tinggi. Dinamakan seperti itu sebab bagian atapnya yang lancip bersudut 45º. Bangunan rumah adat Banjar ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 yakni saat daerah Banjar berada di bawah kekuasaan Pangeran Samudera.
Pangeran Samudera sendiri merupakan raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Beliau lalu mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah dengan gelar Panembahan Batu Habang. Sebelumnya, beliau beragama Hindu dan memimpin Kerajaan Banjar pada tahun 1596-1620 M.
Mulanya bangunan rumah adat ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat memanjang ke depan. Namun, dalam perkembangannya bentuk tersebut kemudian ditambah di samping kiri dan kanan. Serta agak ke belakang ditambah sebuah ruangan yang memiliki panjang sama.
Bangunan tambahan di bagian kiri dan kanan tersebut disebut sebagai anjung. Oleh karena itu, bangunan rumah adat Banjar tersebut populer dengan nama Rumah Ba-anjung.
Sekitar tahun 1850-an, bangunan perumahan di lingkungan keraton Banjar terutama di lingkungan keraton Martapura juga terdapat bentuk bangunan rumah lain.
Akan tetapi, rumah Ba-anjung sendiri tetap menjadi bangunan induk utama sebab rumah tersebut merupakan istana tempat tinggal sultan Banjar.
Bangunan rumah lain yang juga menyertai rumah ba’anjung disebut Palimasan emas dan perak yang mana sebagai tempat menyimpan harta kekayaan kesultanan.
Balai Laki merupakan tempat tinggal para menteri kesultanan, sedangkan Balai Bini sebagai tempat tinggal para inang pengasuh. Gajah Manyusu sebagai tempat tinggal keluarga terdekat dari kesultanan yakni para Gusti dan Anang.
Selain itu juga terdapat bangunan rumah adat lain dengan namanya tersendiri seperti Gajah Baliku, Palimbangan, dan Balai Seba.
Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata semakin banyak bangunan yang didirikan baik di sekitar keraton atau daerah lain yang meniru gaya bangunan rumah ba’anjung.
Oleh sebab itu, bentuk rumah ba’anjung tak lagi menjadi bentuk ciri khas dari keraton, tapi menjadi ciri khas dari bangunan penduduk daerah Banjar.
5. Rumah Adat Kalimantan Utara: Rumah Baloy
Rumah Baloy merupakan berdesain panggung yang terdiri dari kayu ulin secara keseluruhan. Kayu ulin merupakan kayu khas Kalimantan yang terkenal sangat kuat struktur seratnya. Kayu ini juga merupakan bahan baku utama dalam pembuatan rumah adat Kalimantan yang lain.
Rumah ini memiliki ukiran-ukiran khas yang menggambarkan kearifan lokal khas daerah pesisir. Pengaturan arah rumah Baloy tergolong unik dimana diatur sedemikian rupa menghadap ke utara dengan pintu utama menghadap ke arah selatan.
Rumah Baloy merupakan rumah adat suku Tidung yakni sub suku Dayak sehingga memiliki rumah yang juga mirip dengan rumah Lamin. Beberapa ahli bahkan mengatakan bahwa rumah adat Baloy merupakan pengembangan dari rumah Lamin.
Demikian artikel mengenai rumah adat Kalimantan beserta gambarnya. Selain rumah adat, daerah tersebut juga memiliki senjata adat mereka masing-masing. Masih banyak daerah yang melestarikan senjata adat mereka. Bahkan ada juga yang jual pedang dan jual panah dari negara lain.